Secara geografis Macau diapit oleh China dan Hongkong. Tidak banyak pesawat yang menawarkan rute direct ke Macau, alternatif yang paling mudah diambil adalah menyebrang dari Hongkong menggunakan Turbo Jet Star (one way: Rp. 150.000) atau menggunakan bus dari China. Umumnya wisatan menggabungkan Hongkong dan Macau saat akan berkunjung ke salah satu dari negara tersebut. Bisa dimaklumi karena jarak keduanya cukup dekat (1 jam perjalanan) dan tidak dibutuhkan visa untuk masuk ke Macau atau Hongkong. Beda kasusnya jika seseorang ingin melanjutkan perjalanan ke China karena negara ini mensyaratkan visa kunjungan. Dari hasil browsing dan tanya sana-sini, visa China dapat diperoleh saat akan mengunjungi kota tersebut (visa on arrival) dan harganya lebih murah jika dibandingkan dengan biaya pembuatan visa China di Indonesia.
Mata uang Macau adalah Pattaca tetapi Hongkong Dollar (HKD) dapat diterima disini. Harga 1 Pattaca = 1 HKD. Umumnya jika seseorang melakukan transaksi menggunakan HKD sebisa mungkin kasir akan memberi kembalian dalam mata uang yang sama, tetapi jika mereka tidak memiliki HKD maka kembalian akan diganti dengan Pattaca. Perlu diingat, uang Pattaca sulit ditukarkan dalam USD atau Rupiah jadi habiskan terlebih dahulu semua Pattaca yang dimiliki. Saat akan membayar dengan nominal besar pastikan kasir memiliki HKD yang cukup untuk kembalian.
Mayoritas penduduk Macau menggunakan bahasa Chinese, hanya sedikit yang bisa berbahasa Inggris. Tidak bermaksud untuk ber-stereotype, masyarakat pengguna bahasa Chinese seperti anti dengan bahasa Inggris. Pengalaman saya waktu bertanya arah jalan di Singapore dengan seorang Cina keturunan. Dia hanya mengibaskan tangannya di depan muka saya dan melengos sambil berkata 'No english'. Sakit hatiii... Pengalaman lain saat seseorang menanyakan sesuatu kepada saya dan dengan santainya dia nyerocos dalam bahasa Chinese, dengan muka kebingungan saya hanya berkata 'English?' dan dia langsung meminta maaf dan pergi terburu-buru, seolah-olah saya baru mengatakan suatu kata yang sangat mengerikan. Beda lagi dengan pengalaman teman-teman yang sempat melancong ke Hongkong, mereka mendapat jawaban 'I DONT KNOW' dengan nada lumayan tinggi dan sedikit membentak. Saat kembali ke Macau mereka misuh-misuh dengan kejadian yang baru dialami.
Kalau melihat dari kacamata yang lain menurut saya masyarakat China mirip dengan masyarakat Batak (kali ini saya harus bermain dengan stereotype). Masyarakat Batak cenderung lugas dan ceplas-ceplos saat berkata, mungkin masyarakat China yang kebetulan kami temui juga seperti itu. Daripada kami capek menjelaskan sedangkan mereka tidak bisa membantu sepertinya lebih baik mereka mengatakan sejak awal bahwa mereka tidak dapat menggunakan bahasa Inggris. Untuk bahasa tubuh dan tonase nada yang digunakan mungkin merupakan kebiasaan yang sudah mendarah daging, jadi untuk mayoritas orang Indonesia yang terbiasa diperlakukan santun, halus dan lemah lembut pasti kaget mendapat perlakuan yang sama sekali berbeda.
Tidak perlu takut dengan kendala bahasa, walau tidak bisa berbahasa Inggris mayoritas masyarakat Macau sangat helpful. Saat berjalan-jalan sendirian ke pasar di belakang Senado Square para pedagang tetap bersemangat menawarkan barang jualannya kepada saya. Mereka asik nyerocos dalam bahasa Chinese disertai bahasa tubuh untuk menjelaskan apa yang mereka sampaikan. Saat masuk ke salah satu butik tas pelayannya lumayan fasih berbahasa Inggris dan mengobrol dengan saya. Saat membeli oleh-oleh bersama teman-teman kami membuat satu toko menjadi rusuh karena mereka tetap menggunakan bahasa China dan kami keukeh memakai bahasa Indonesia. 'Cuy, yang ini harganya berapa cuy?'.
Bapak penjual topi yang baik hati dan tidak banyak omong karena tidak bisa bahasa Inggris
Harga hotel bintang tiga di Macau berkisar Rp. 800.000 per malam dan Rp. 600.000 untuk hotel bintang dua. Saran saya lebih baik ambil hotel bintang tiga karena rata-rata petugas hotelnya dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Percaya deh, hal ini menjadi sangat penting karena mayoritas penduduk Macau hanya dapat menggunakan bahasa Chinese. Petugas hotel seperti menjelma menjadi malaikat penyelamat selama saya berlibur di Macau. Walau bahasa Inggris mereka terbatas tetapi mereka berusaha sebaik mungkin untuk membantu saat saya datang sendiri ke hotel karena terpisah dengan teman-teman, menukarkan uang HKD pecahan besar saya yang selalu ditolak kasir karena mereka kekurangan uang kembalian, bahkan menuliskan peta saat saya bertanya rute bus.
Hotel bintang tiga yang sangat direkomendasikan adalah Sintra Hotel. Selain relatif murah, hotel ini menawarkan jasa shuttle bus Sintra - Ferry terminal dan shuttle bus direct Sintra - City of Dreams (kedua hotel ini masih berada di bawah satu manajemen yang sama). Sayangnya Sintra Hotel fully booked saat saya akan berkunjung ke Macau, pilihan yang tersisa untuk hotel bintang tiga dengan lokasi strategis dan biaya terjangkau hanyalah Metropole Hotel. Harga kamar per malam kurang dari Rp. 800.000 dan saya hanya perlu membayar Rp. 258.000 untuk menginap selama dua malam di sebuah kamar yang diisi oleh lima orang backpacker super kere asal Indonesia.
Secara keseluruhan Metropole Hotel cukup memuaskan. Letaknya strategis, hanya berjalan 10 menit sudah sampai ke Senado Square atau pusat kota yang penuh dengan jejeran kasino. Bahkan dalam sehari saya bisa bolak-balik hotel untuk beristirahat sebentar setelah lelah berkeliling kota, nyeduh mie instan untuk makan siang, charge baterai kamera yang sudah habis dan menggantinya dengan yang baru, atau untuk sekedar urusan ke toilet.
Transportasi
Untuk menghemat biaya transportasi maksimalkanlah layanan free shuttle bus yang disediakan hotel dan kasino kelas atas. Taktiknya tinggal naik free shuttle bus yang jarak antara hotel dan tempat tujuan paling dekat, dari hotel tinggal berjalan kaki sedikit untuk sampai ke tujuan. Petugas hotel tidak akan mengecek apakah Anda tamu hotel atau pengunjung yang telah menghabiskan uangnya di meja kasino mereka, jadi tak usah sungkan untuk ikut menumpang. Sejauh pengalaman saya, hanya Royal Metropole Hotel yang meminta bill hotel atau kasino saat akan menumpang free shuttle bus mereka. Kebanyakan kasino menyediakan free shuttle bus dari dan menuju ferry terminal, beberapa kasino besar menyediakan jasa shuttle bus antar kasino seperti Sand's Casino - The Venetian atau The Venetian - City of Dreams. Sedangkan free shuttle bus dari bandara hanya disediakan oleh The Venetian serta City of Dreams.
Harga bus umum berkisar antara 3 - 4 Pattaca, sebaiknya gunakan uang pas karena bus tidak akan memberi kembalian jika uang yang dimasukkan lebih. Jalan raya yang sempit dan pedestrian penuh dengan orang yang berlalu-lalang membuat halte bus Macau tampil dengan uniknya. Hanya tersedia beberapa tiang dengan sejumlah rute dan nomor bis untuk menandai tempat tersebut adalah tempat pemberhentian bus. Tiang ini bertengger di jalan umum yang tidak pernah sepi dilewati orang dan calon penumpang santai saja menunggu bus tanpa peduli keramaian sekitar. Jalan raya di depan 'halte' dibuat sedikit lebar agar bus dapat menepi untuk menaik-turunkan penumpang tanpa membuat lalu lintas di belakangnya macet. Walau tergolong kecil, tetapi Macau cerdas memanfaatkan fungsi ruang sehingga kebutuhan penduduk akan transportasi umum dapat tetap terpenuhi secara maksimal.
Konsumsi
Untuk urusan makan memang sulit mencari makanan halal disini. Rata-rata restoran China pasti menawarkan menu babi dalam daftarnya. Alternatifnya hanya restoran cepat saji McDonald's atau makanan beku di kedai 711 dan Circle K tapi ini pun tidak menjamin makanan tersebut halal. Walau McD tidak mencantumkan daging babi dalam menunya tapi siapa yang tahu minyak apa yang digunakan untuk memasak dan walau komposisi makanan beku tidak menuliskan kata 'pork' tapi tetap saja ragu karena minus tulisan halal. Untuk menyiasati hal ini setiap orang membawa ransum dari Indonesia. Minimal mie instan dan roti untuk bekal beberapa hari. Sialnya di hari ketiga ransum kami habis dan harus berhadapan dengan dua pilihan tadi: McD atau makanan beku.
Harga makanan tergolong cukup murah, modal 30 HKD saja sudah bisa masuk ke restoran Cina terdekat. Menunya juga besar jadi bisa untuk dimakan berdua. Saya sakit hati melihat porsi makan masyarakat disana, banyak banget!!! Satu porsi bisa dihabiskan sendiri tetapi badan mereka tetap kurus. Untuk kebutuhan air minum saya sarankan beli minum dalam ukuran besar, minimal 5L. Semakin besar semakin murah. Circle K dan 711 tidak menyediakan air minum dalam kemasan besar jadi pergilah ke minimarket bernama The Pavilion dekat Metropole Hotel.
Cemilan andalan dari Macau adalah egg tart, sejenis kue dengan bahan utama kuning telur. Konon dibutuhkan tiga kuning telur untuk membuat kue ini. Tempat paling terkenal untuk membeli egg tart adalah Margaret's cafe e'Nata, setiap hari puluhan turis mengantri di kedai ini untuk membeli egg tart sebagai oleh-oleh. Harga 1 egg tart 8 HKD dan kue dapat bertahan hingga 3 hari, jadi tidak perlu takut egg tart akan menjadi basi jika ingin membawanya sebagai oleh-oleh. Rasa egg tart manis dan renyah, tidak tercium aroma amis telur dan tidak perlu takut 'eneg setelah memakannya.
Antriiii....
Hasil browsing juga menyebutkan satu makanan lain yang harus dicoba saat mengunjungi Macau: steamed milk pudding. Semacam susu yang dibekukan sehingga menjadi puding dan disajikan panas ataupun dingin. Raja kuliner Indonesia, Bondan Winarno sangat merekomendasikan puding ini dan pendeskripsian beliau menggoda saya untuk mencobanya saat berada di Macau.
Hasil browsing juga menyebutkan satu makanan lain yang harus dicoba saat mengunjungi Macau: steamed milk pudding. Semacam susu yang dibekukan sehingga menjadi puding dan disajikan panas ataupun dingin. Raja kuliner Indonesia, Bondan Winarno sangat merekomendasikan puding ini dan pendeskripsian beliau menggoda saya untuk mencobanya saat berada di Macau.
Kedai puding susu ini cukup kecil dan pemiliknya langsung menyambut dan nyerocos dalam bahasa China. Saya cuma nyengir, berkata 'milk' sambil mengangkat satu jari telunjuk. Saat pemiliknya nyerocos lagi, saya kembali nyengir dan berkata ragu 'hot?', beberapa menit kemudian puding susu panas terhidang di meja saya. Overall, menurut saya sih puding susu ini tidak istimewa. Jauh dari apa yang dibayangkan. Rasanya cenderung hambar dan plain. Walau saya penggemar susu tapi memakan satu mangkuk kecil puding susu ini membuat saya 'enek dan tidak tertarik untuk menghabiskannya.
Spoiler
- Atraksi gratisan di Macau
Wynn Casino: fountain show dan tree of prosperity
Sofitel Hotel: Michael Jackson Gallery
City of Dreams: The bubble
The Venetian: Grand canal shopping
MGM: Setting negri dongeng di dalam lobby hotel
Fisherman's Wharfs: Taman tematik Macau
- The Venetian menyediakan jasa penitipan tas gratis!!! Sebanyak dan seberat apapun tas Anda, silahkan titipkan disini. Petugas hotelnya pun ramah, helpful, dan bisa bahasa Inggris.
- Bagian The Venetian yang baguuusss itu ada di lobby hotel depan. Hanya free shuttle bus dari bandara yang men-drop penumpang langsung di lobby ini, sisanya (dari ferry terminal atau dari hotel lain) men-drop penumpang di lobby hotel bagian belakang. Untuk sampai ke lobby depan cukup melewati kasino saja.
- Semua orang (17 tahun ke atas) boleh masuk ke kasino untuk bermain atau sekedar melihat-lihat karena penasaran. Saya sendiri merasa terdampar dalam setting film gangster mafia khas Cina bercampur dengan setting film Ocean's Thirteen saat berada di dalam kasino. Kalau pernah nonton dua jenis film tersebut pasti kalian bisa membayangkan apa saja yang saya temui di dalamnya.
Rincian biaya
Tiket Mandala Air (untung sempet ngerasain terbang murah dan nyaman dengan Mandala sebelum maskapai ini dinyatakan pailit): Rp. 450.000
Airport tax: Rp. 150.000
Hotel: Rp. 258.000
Total: Rp. 858.000
Hari 1:
Coklat panas super encer di Circle K bandara (dengan maksud untuk memecah uang dan mendapat recehan untuk naik bus): 13 HKD
Bus ke ferry terminal: 3.4 HKD
Air mineral botol 700ml di 711: 5 HKD
Total hari 1: 21.4 HKD
Hari 2:
Air mineral 5L di The Pavillion: 17 HKD
Puding susu: 18 HKD
Bus PP hotel - Macau Tower: 6.4 HD
Iseng jalan-jalan ke pasar lokal dan ketemu topi murah: 15 HKD
Oleh-oleh supaya ngga dibawelin temen sekantor: 124 HKD (4 bungkus besar permen kacang khas Macau)
Total biaya hari 2: 180.4 HKD
Hari 3:
Egg tart: 8 HKD
Makan siang Big Mac di McD: 15 HKD (untuk porsi big mac plus kentang goreng plus coca-cola 20 HKD saja)
Chicken wings McD untuk bekal: 13 HKD
Tergoda batu perhiasan indah nan menawan di The Venetian: 120 HKD
Frozen food untuk makan malam di Circle K bandara: 17 HKD
Total biaya hari 3: 165 HKD
Biaya hari 1 + hari 2 + hari 3 = 366.8 HKD = Rp. 429.156 (1 HKD = Rp. 1.170)
Tiket + airport tax + hotel = Rp. 858.000
Total = Rp. 1.287.156
Macau travel budget, three days less than 1.5 million :)