Travelinglah Selagi Masih Muda. Sebelum Menyesal

Movie Review: Julie and Julia

Baru kali ini saya menulis review sebuah film dalam satu postingan khusus. Entahlah, saya seperti memiliki ikatan khusus dengan film Julie and Julia. Setelah membaca tulisan ini, mungkin kalian juga akan merasakan chemistry yang sama :)

Julie and Julia mengisahkan kehidupan dua orang wanita di dua masa yang berbeda. Diangkat dari kisah nyata, film ini diadaptasi dari autobiografi Julia Child, My Life in France, dan buku yang ditulis Julie Powell sendiri, Julie & Julia.


Julia Child (Meryl Streep) pindah ke Paris di tahun 1950 untuk mengikuti suaminya yang bekerja di kedutaan. Julia yang tidak betah duduk diam di rumah memutuskan untuk mengambil kursus, hanya saja dia bingung akan minat yang dapat ditekuninya. Satu-satunya hal yang sangat digemari Julia adalah makan, karena itu dia memutuskan untuk mengambil kursus memasak. 

Setting berpindah ke tahun 2002 ketika Julie Powell (Amy Adams) pindah ke Queens bersama suaminya Eric Powell (Chris Messina). Julie bekerja sebagai call center yang melayani komplain seputar tragedi 11 September, dan jujur saja, Julie sangat membenci pekerjaannya. Sebenarnya, Julie adalah seorang penulis, hanya saja tulisan-tulisan Julie tidak pernah selesai dan tidak dapat dipublikasikan. Ketika Julie menghadapi satu titik jenuh dalam hidupnya, Eric menyarankan Julie untuk membuat blog. "Itulah hebatnya blog, tidak perlu penerbitan. Tinggal pakai internet, tekan enter, dan beres" kata Eric. Julie terinspirasi untuk membuat blog tentang masakan yang diambil dari buku Julia Child berjudul Mastering the Art of French Cooking. Dia membuat target akan menyelesaikan 524 resep dalam waktu satu tahun.

 Julia memotong bawang paling cepat dan banyak, mengalahkan rivalnya yang semuanya laki-laki

 Julia yang tidak tega merebus udang

Dari sini, cerita bergulir bergantian antara Julie dan Julia. Untuk menjaga kesatuan cerita, ditampilkan beberapa kisah Julie yang mirip dengan cerita Julia. Seperti perjuangan Julia untuk memotong bawang dengan cepat, sedangkan Julie tidak tega membunuh udang untuk dapat memasaknya.  Kedua wanita ini juga mendapat dukungan penuh dari suami mereka, hanya saja Eric sempat menyerah karena Julie terlalu sibuk dan fokus untuk mencapai targetnya. Dan persamaan utama mereka adalah perjuangan untuk mempublikasikan karya masing-masing dalam bentuk buku. Julia yang memiliki keahlian masak di atas rata-rata harus kecewa saat naskahnya ditolak karena dinilai terlalu tebal dan tidak memiliki nilai jual. Sedangkan Julie yang memiliki banyak pembaca dan pendukung di blognya tidak kunjung dilirik wartawan untuk diwawancara atau ditawari agar blognya diterbitkan dalam bentuk buku.

Julia and Husband

Julie and Eric

Saya cinta film ini karena merasa memiliki persamaan dengan Julie. Terkadang saya bosan dengan rutinitas harian dan pekerjaan kantor yang hanya itu-itu saja. Saya butuh sarana untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri sendiri. Saat menulis blog, sepertinya saya memiliki pelarian dari rutinitas sehari-hari. Di awal ngeblog, Julie sempat merasa down dan bertanya adakah yang membaca tulisannya. Saya juga seperti itu, merasa kegiatan ngeblog saya sia-sia. Dan perasaan saya juga sama seperti Julie yang mendapat 53 komen untuk tulisannya. Memang, tulisan saya belum pernah memecahkan rekor seperti itu, tetapi ketika ada yang mengomentari postingan saya dan merasa tulisan saya berguna untuk orang lain, that's priceless!!!


Ada kalanya masakan Julie gagal dan dia bingung bagaimana menuliskan hal tersebut di blog, Eric menyarankan agar Julie berbohong saja, untungnya Julie tetap pada pendiriannya dan tidak mau membohongi pembaca. Kadang Julie kehilangan mood untuk menulis, kesulitan untuk membagi waktu antara pekerjaan, memasak, dan menulis blog. Saya juga mengalami hal seperti itu. Tulisan saya tidak melulu cerita bahagia, terkadang saya mengeluh lewat media ini, dan rasanya itu wajar saja. Bagi saya, blog adalah wadah untuk berbagi pengalaman dan cerita hidup, baik itu indah, manis, pahit, sedih, pasti ada pelajaran yang dapat diambil, jadi untuk apa menutupi sesuatu dan memberikan cerita palsu. Mood berpengaruh besar ketika saya menulis. Sepertinya lebih baik cuti menulis daripada menulis dengan tidak berselera. Mood yang kurang baik akan tertangkap dari tulisan itu sendiri. Dan tentu saja, pekerjaan yang menggila membuat saya tidak bisa mengupdate blog dengan rutin dan kegiatan blogwalking pun jadi terhambat.

Julie "mengunjungi" Julia di Smithsonian museum dan berfoto bersama

Di akhir cerita, Julia Child berhasil menerbitkan buku yang hingga saat ini sudah 49 kali dicetak ulang. Julie Powell sendiri akhirnya dapat menerbitkan buku yang diangkat dari blognya, The Julie/Julia Project, di tahun 2005, dan bukunya sudah diangkat menjadi sebuah film. Keberhasilan Julie membuat saya teringat  akan Raditya Dika dengan Kambing Jantannya, Trinity dengan The Naked Travelernya, Andrei Budiman dengan Travellousnya, Kerani dengan My Stupid Boss, dan beberapa penulis blog lain yang berhasil mempublikasikan blog mereka dalam bentuk buku. Butuh perjuangan panjang tapi mereka berhasil. Perjuangan Julie di film ini membuat saya merinding, bagaimana kecintaannya pada memasak dan menulis akhirnya membuat dia menghasilkan sebuah karya yang sangat mencengangkan.

Sebagai Julia Child, Meryl Streep bermain sangat cemerlang. Dia mampu mengucapkan percakapan dengan logat Perancis. Tak heran jika Meryl Streep dinominasikan dalam banyak penghargaan film bergengsi dan memenangkan Golden Globe 2010 sebagai artis terbaik kategori film musical/komedi. Amy Adams yang melakonkan Julie Powell tak kalah hebat dalam mempermainkan emosi penonton, mulai dari tingkah laku konyol dan polosnya, hingga saat Julie merasa down karen wawancara perdananya harus dibatalkan. Di balik layar, tangan dingin Nora Ephron semakin membuktikan eksistensinya sebagai sutradara spesialis film komedi romantis melalui film ini.

Meryl Streep total dalam memerankan tokoh Julia

Untuk semua teman blogger, saya sangat merekomendasikan film Julie and Julia. Kalian akan merasakan semangat Julie dan mendapatkan inspirasi dari semua masalah dan keberhasilan yang dia raih selama menulis blog. Jika harus memilih dari skala 1 - 10, saya akan memberikan peringkat 11 untuk film ini. Outstanding!!!

For the last


Bon appétit  :)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Movie Review: Julie and Julia