Travelinglah Selagi Masih Muda. Sebelum Menyesal

Kami Doyan Ngomong Dan Ngisengin Mama

Lebaran itu terasa hangat karena seluruh anggota keluarga bisa berkumpul bersama. Saya dari Senin - Jumat bolak-balik Jakarta - Bogor dan weekend kebanyakan pergi keluar, Papa juga ngantor dari Senin - Jumat tapi selalu menghabiskan akhir pekan bareng mama, sedangkan adik semata wayang cuma pulang waktu hari raya dan libur semester karena dia kuliah di Semarang. Kasihan juga sama mama, 5 hari dalam seminggu cuma ditemenin kucing peliharaan, itu juga kalau kucingnya lagi absen pacaran sama kucing kampung.

Saat seluruh anggota keluarga lengkap berkumpul, rumah rasanya jadi ramai dan lebih semarak karena kami semua punya hobi yang sama: ngobrol, cerita, dan ngerjain mama. Padahal cuma empat orang yang berkumpul dalam satu atap, tapi ributnya ituuuu....

H-1
Yang paling ribet di dapur tentunya mama. Saya sebagai anak perempuan satu-satunya sih ngga bisa diharapkan untuk bantu-bantu, yang ada malah bikin rusuh.

'Ma, perasaan banyak banget beli buah,' kata saya sambil merhatiin mama yang lagi ngupas apel. 'Di rumah ini kan yang doyan buah cuma aku, mama mau bikin aku overdosis makan buah ya.'

'Mama kan mau bikin asinan buah buat dibawa pas kita kumpul keluarga besok.'

Berhubung kami berdomisili di Bogor, jadi mama berinisiatif membuat asinan khas kota Bogor. Asinan Bogor sendiri terbagi menjadi asinan buah dan asinan sayur. Saya sendiri tidak ingat persis apa saja isi dari asinan buah maupun asinan sayur tersebut. Yang pasti rasanya enak dan selalu ngantri kalau beli di akhir pekan karena harus berebut dengan turis lokal.

'Ko banyak banget buahnya?' tanya saya sambil mengingat-ingat buah apa saja yang dipakai untuk membuat asinan. Di dapur bertebaran nanas, pepaya, bengkoang, dan buah lain yang belum dijamah oleh mama.

'Iya, biar asinan buah mama bervariasi. Bosen ah, kalo asinan cuma pake timun impor.'

'Timun impor?' hebat banget mama, bikin asinan aja bela-belain pake timun impor.

'Iya, itu looohh... Timun luar negri.'

'Timun luar negri?' otak saya masih mandek, kok asinan pake timun luar negri? Asinan macam apakah ini? 'Bukan timun suri ma?' tanya saya penasaran.

'Bukaannn... Timun suri kan untuk es buah. Gimana sih kamu.'

'....................'

'....................'

Timun apa sih yang dimaksud mama.

'.....................'

'Maksud mama timun jepang ya?' tanya saya ragu.

'Iya, timun jepang'

Capeeee deeehhhh..... timun jepang aja dibilang timun impor.

Malam Takbiran
Berhubung hujan (dan males), saya dan mama melewatkan malam takbiran dengan menonton TV. Lalu muncullah sebuah iklan mie instan.

'Ma, mie instan ini mie paling enak sedunia loh ma. Enak banget, mienya lembut, pedesnya berasa lagi' saya berapi-api mempromosikan mie yang sedang diiklankan kepada mama.

'Masa sih teh? Emang ini mie apaan?'

'Mie keriting ma. Enak banget.'

'Oooohhh... Belinya dimana ya teh?' tanya mama polos.

'Yah mama, banyak kali di swalayan gitu. Mama keseringan gaul di pasar tradisional sih.'

'Masa sih teh? Gue kirain belinya di salon.' Tiba-tiba adik saya ikut nimbrung ngobrol.

'Iya teh, kirain mama juga belinya di salon. Abis namanya mie keriting.' Polos, mama mendukung anaknya yang paling bungsu.

'Iya ma, ada mie rebonding, mie smoothing, mie hair extension.' Adik saya malah tambah ngaco.

'Ada juga yang namanya mie botak ma.' Yang terakhir nyambung ini adalah papa saya.

Papa dan adik saya memang ngga mau kalah dalam urusan ngisengin mama.

Lebaran
Tradisi lebaran keluarga besar kami adalah berkumpul di rumah salah seorang kerabat. Lokasi halal bihalal tahun ini bertempat di Jakarta tercinta. Walau hari raya, tetap saja jalanan Jakarta padat merayap. Kalau sudah begini, kami lebih suka mengomentari lingkungan sekitar untuk menghilangkan penat.

'Eh, gedung Antam tuh,' kata saya sambil mencolek si adik. 'Pelototin sana, kali aja lo bisa masuk kesitu pas lulus nanti'.

Dengan nada tidak berminat, adik saya cuma menanggapi 'Hhhmmm.....'.

'Antam apa sih teh?' tanya mama memperhatikan gedung yang dimaksud.

'Ih mama, masa Antam aja ngga tau,' jawab saya acuh. 'Aneka......'

'Aneka Tambak ma,' dengan teganya si adik memotong kalimat saya dan ngibulin mamanya sendiri.

'Oooohh, Aneka Tambak ya,' mama mangut-manggut. 'Berarti yang punya Antam pengusaha ikan bandeng ya'.

'Hhhmmphh...' saya gigit-bibir-nahan-ketawa.

'Iya ma, pengusaha bandeng presto yang di Semarang itu kan impor bandengnya dari sini.' Sambung ade saya lempeng tanpa ekspresi.

'Wah hebat ya'.

Iya ma, hebat. Hebat banget mama punya anak tukang ngibul semua.

Lebaran Hari Kedua
Berkeliling Bogor untuk silaturahmi, dan mengomentari pemudik yang menggunakan motor.

'Anaknya temen papa kemaren meninggal karena kecelakaan motor ma,' kata papa, suram. 'Kenapa ya, kalau anak cakep dan baek itu umurnya ngga panjang.'

'Pa! Aku kan cakep dan baek,' saya horor.

'Papa! Anak-anak kita kan cakep dan baek semua,' mama cemas.

'Kalo gitu aku ngga mau jadi anak cakep dan baek deh pa,' ade saya ikutan ngomong.

Mobil tiba-tiba jadi sunyi.

'Kita ganti topik deh'.

Lanjutan Kisah Sang Asinan
Kelaparan! Obrak-abrik kulkas dan nemu si asinan.

Ko ada wortel ya di asinannya? 'Ma, emang asinan itu pake wortel ya?'.

'Iya teh, emang ada.' Mama tahu persis saya tidak suka wortel, jadi dia mencoba meyakinkan saya, 'Tapi itu sih wortel impor teh, tenang aja'.

'Hmmmhh......' nafsu makan saya hilang.

'Wortel impor teh'.

Mengingat kejadian timun jepang tadi, saya mencoba mencari makna dari wortel impor, dan tidak ketemu sampai sekarang. Ada yang bisa bantu?

Menurut kalian, percakapan di atas jika dibandingkan dengan percakapan ini, dan yang ini, siapa yang paling 'tega' dalam ngejailin dan ngisengin mama? 


Tapi yang pasti, kami sekeluarga sayang mama. 

Ratu di rumah ini. 



*Aku Tuan Putrinya ya ma*

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Kami Doyan Ngomong Dan Ngisengin Mama