Travelinglah Selagi Masih Muda. Sebelum Menyesal

Europe On Screen Opening Night

Memasuki tahun keempatnya, Festival Film Eropa atau lebih dikenal dengan Europe On Screen kembali hadir di Indonesia. Acara ini digelar dari tanggal 29 Oktober - 30 November 2010 di 7 kota besar Indonesia. Kali ini Europe On Screen berkolaborasi dengan sineas Indonesia dengan menayangkan 40 film dari 29 negara belahan Eropa berdampingan dengan 25 film pendek karya sineas dalam negeri.

Tema yang diangkat dari penyelenggaraan Europe On Screen tahun ini adalah Europe in Motion; Eropa yang bergerak. Tujuannya untuk menggambarkan kedinamisan dan keanekaragaman budaya Eropa dan untuk menunjukkan bahwa Eropa terus berupaya untuk bergerak maju di dalam batas-batas negaranya dan dalam menjalin hubungan dengan dunia yang lebih luas. Melalui media audio-visual, diharapkan masyarakat dapat memahami dan mempelajari kebudayaan Eropa. Film Indonesia yang turut diputar selama festival juga merupakan sebuah simbol pertukaran budaya Eropa - Indonesia. 'Kebudayaan secara umum dan film secara khusus adalah piranti penting untuk lebih mengapresiasi kekayaan dalam perbedaan dan untuk mendorong saling pemahaman', ungkap Christiaan Tanghe, duta besar Belgia untuk Indonesia.


Film yang diputar dalam Europe On Screen dapat dikotakkan dalam enam kelompok besar: Europe laugh untuk film komedi, family affairs mengeksplorasi makna dari sebuah keluarga, Europe on screen shorts menampilkan film pendek kolaborasi sineas Eropa dan Indonesia, life lessons berbagi cerita tentang pelajaran dari perjalanan hidup, paths of glory untuk menampilkan sejarah Eropa, dan youth section yang memperlihatkan imajinasi khas anak-anak. Semua film diputar dengan sistem free screening, tiket akan diberikan secara free 45 menit sebelum film digelar. 

Yogyakarta menjadi tuan rumah pertama dari pemutaran Europe On Screen. Di Jakarta,  festival film ini diputar dari tanggal 5 - 12 November 2010. Hampir semua festival film membuka opening dan closing film hanya untuk undangan (invitation only), begitu juga dengan Europe On Screen. Sampai akhirnya 7 jam sebelum malam pembukaan, panitia mengundang publik turut hadir untuk menonton bersama film pembuka. Dan disanalah saya, bermodalkan nekat dan kecintaan pada film yang demikian besar, ikut hadir untuk menonton film pembuka Europe On Screen.

Keputusan mendadak panitia mengundang publik menonton film pembuka membuat saya tidak sempat mempersiapkan apapun untuk menghadiri acara ini: batik lecek karena sudah dipakai seharian, dandanan berantakan karena sepulang kerja saya langsung pergi ke Erasmus Huis, dan sepatu datar yang warnanya mulai kusam. Ugh kalau bukan demi melihat film pembuka dan merasakan suasana malam pembukaan, mana mau saya hadir dengan penampilan seperti itu. Satu hal yang paling disesalkan adalah saya tidak membawa digital camera, jadilah saya hanya mengandalkan kamera HP dengan kapasitas 2MP-nya. Inilah maksud dari kalimat 'Hanya bermodalkan nekat dan cinta kepada film yang besar'.

Penampilan paling maksimal -____-'

Mendatangi Erasmus Huis yang menjadi tempat berlangsungnya acara seperti terlempar ke sebuah tempat yang tidak saya kenali. Penuh dengan manusia berperawakan tinggi-pucat-blond-mata-biru dan bahasa yang asing di telinga. Makanan ringan dan berbotol-botol minuman 'berwarna' dibagikan dengan royalnya.


Lucu juga melihat benturan budaya yang terjadi di malam pembukaan Europe On Screen: warga Eropa yang mengobrol santai dan masing-masing memegang gelas cantik berisi minuman berwarna kuning-keemasan atau ungu tua, warga Indonesia yang sudah menerima globalisasi juga mengobrol dengan rekan-rekannya ditemani minuman dengan gelas cantik plus rokok, nyaris kalap karena berprinsip 'Kapan lagi bisa minum banyak secara gratis', warga Indonesia labil yang malu-malu dan canggung mengambil gelas cantik berisi minuman tersebut dan menyesapnya sedikit-sedikit, dan warga Indonesia yang setia dengan gelas lurus berisi soda, sambil sesekali melihat isi gelas cantik dengan rasa penasaran 'Coba ngga ya... Coba ngga ya...'.


Saat registrasi peserta, panitia menunjukkan saya tempat pemutaran film: sebuah tenda di lapangan terbuka dengan proyektor dan layar putih, 'Berasa nonton layar tancep', bisik teman saya. Untuk yang memiliki undangan resmi silahkan langsung naik ke lantai 2. Saya sendiri tidak mempersalahkan lokasi pemutaran film, bisa menonton salah satu film dari Belgia saja saya sudah puas. Bonusnya, bisa berkenalan dan mengobrol dengan Esca, produser siaran pagi Trax FM (CMIIW, saya lupa-lupa-inget nama dia). Yay, selalu menyenangkan bisa mengobrol dengan orang-orang yang bekerja di dunia media, broadcasting terutama. Malam itu Esca bertugas menyampaikan live report pembukaan Europe On Screen dan berkesempatan mewawancarai Veronika Kusumayarti (film programmer Europe On Screen). 



Selesai wawancara, 

'Kalian ngga ke lantai 2?'.

'Huff...ngga punya undangan'.

'Emang darimana sih?'.

'Heee... ngga dari mana-mana. Dateng karena emang cinta film dan pengen 'melihat' Eropa aja'.

'Ohh.. kalo gitu pake undangan gue aja. Gue udah musti cabut ke FX, ada acara lagi disana'.



See.... selalu menyenangkan berkenalan dan mengobrol dengan orang baru. Walau akhirnya tiket tersebut tidak dipergunakan dan saya tetap setia menonton di tenda. Tidak kalah menyenangkan kok dengan menonton dalam ruangan.


Film pembuka yang diputar adalah Dagen Zonder Lief (With Friends Like These). Lewat film ini diperlihatkan bagaimana cara orang Belgia berinteraksi, bersama teman menemukan tempat mereka dalam hubungannya dengan orang lain, juga dengan diri sendiri. Tidak hanya bisa mengenal budaya Belgia, film ini juga mengajak penontonnya untuk melihat kota Belgia dan keindahan alam Perancis.

Selesai film, dibagikan goodie bag yang cukup berat oleh panitia. Isinya cukup membuat saya menjerit tertahan saat membukanya dalam perjalanan pulang: brosur promosi, program book for Europe On Screen, pin dengan bendera Indonesia dan Uni Eropa, majalah MAXX-M, Total Film, dan Cinemags. 




Bisa merasakan ambiance malam pembukaan Europe On Screen, meresapi bagaimana dua budaya yang berbeda disatukan dalam sebuah tempat, berkenalan dengan orang baru, 'melihat' Belgia lewat sebuah film, dapet bonus goodie bag. Ini semua melebihi harapan dan bayangan yang ada di kepala saat saya memutuskan untuk menonton film pembuka Europe On Screen.

Europe On Screen diputar di:
Yogyakarta: 29 - 30 Oktober
Bandung: 1 - 2 November
Jakarta: 5 - 12 November
Surabaya: 13 - 14 November
Denpasar: 20 - 21 November
Semarang: 24 - 25 November
Banda Aceh: 26 - 30 November

Info jadwal, lokasi acara dan review film bisa dilihat di www.europeonscreen.org

Notes: Nobar yu, email saya ya :)

Special thanks: Rimadhani Syafei yang menemani saya menghadiri acara ini, plus jadi juru foto dadakan juga.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Europe On Screen Opening Night