Travelinglah Selagi Masih Muda. Sebelum Menyesal

Si 'Kecil' Macau

Jika sebagian besar perempuan menjadikan mall dan belanja sebagai agenda utama saat mampir ke negara tetangga, maka saya menjadikan museum dan tempat bersejarah sebagai tujuan utama. Oh well, you can called me such a historic geek lover, but I really in love with history and old building from the past. Geek? Whatever! Dan Macau dengan puluhan World Heritage Site UNESCO adalah sebuah kota yang sudah lama ingin saya kunjungi.

Macau adalah negara bekas jajahan Portugis dan sejak tahun 1999 resmi menjadi Special Administrative Region of China dimana Macau memiliki hak otonomi penuh selama 50 tahun sejak peralihan kekuasaan. Yang unik dari Macau adalah budaya Portugis dan China yang kental melebur dalam bangunan sejarah yang menghiasi kota ini. Gereja tua, kuil, benteng pertahanan, semua masih berdiri dengan kondisi yang cukup baik. Pemerintah Macau cukup jeli melihat peluang ini dan mendaftarkan semua bangunan sejarah yang ada ke dalam UNESCO World Heritage Site. Tidak hanya sampai disitu, Macau pun berbenah, jalan-jalan utama menuju pusat sejarah diperbaiki dan dipercantik. Hasilnya, kunjungan wisata dari turis asing meningkat dengan tajam.

Mosaic pattern on Senado Square

Senado Square berhias lampu cantik untuk menyambut natal

Toko khas pernak-pernik China

Menuju Senado Square

Salah satu sudut di Senado Square

Berjalan di kota tua Macau dengan gang-gang sempit dan jalanan dengan pola mosaic membuat saya seperti tersesat di jalanan Eropa. Bagi saya Macau adalah Eropa-nya Asia. Karena mimpi ke Eropa tidak kunjung kesampaian, maka saya memilih Macau sebagai alternatif; lebih murah, terjangkau kantong, namun tetap kaya dengan warisan budaya dan sejarah. Sebagai tambahan, saya juga dapat melihat budaya China plus kasino yang menjadi magnet utama kota ini.

Macau terkenal dengan sebutan Las Vegas-nya Asia, judi memang dilegalkan disini. Puluhan kasino megah berdiri di Macau, beberapa bahkan merupakan franchise dari Las Vegas sendiri (Wynn, MGM, Sands, The Venetian). Penghasilan utama Macau memang berasal dari judi dan pariwisata, tidak heran jika wisatawan nyaris mendominasi jalan-jalan utama dan pusat kota dengan kamera di tangan. Kebanyakan turis hanya menjadikan Macau sebagai tempat singgah atau transit saat mengunjungi Hongkong atau China, sementara sebagian yang lain menjadikan Macau sebagai tempat mencoba peruntungan di meja judi.

Satu hal yang membuat saya super salut dengan Macau, semua bangunan yang dibuat disini dibuat dengan konsep 'super': super besar, super megah, super mewah, dan super absurd. Tidak ada satu pun kasino yang dibuat dengan desain standar, setiap bangunan mengundang decak kagum akan kegilaan ide pembuatnya. Macau tidak pernah main-main saat memutuskan akan membangun sebuah kasino, semua dibuat dengan rancangan yang begitu mendetail dalam skala besar. Contohnya The Venetian yang merupakan kasino terbaru di Macau memiliki luas 10,5 juta kaki persegi dan menjadikan bangunan ini tidak hanya diklaim sebagai bangunan terbesar di Asia, tapi juga bangunan terbesar nomor dua di dunia.

Saat ini pun sedang dibangun beberapa kasino lain dengan konsep 'super' tadi. Tinggal menunggu waktu untuk melihat bangunan 'super' ini berdiri di seluruh kawasan Macau dan mungkin mampu menenggelamkan konsep The Venetian yang terlihat begitu 'wah' dan baru berumur kurang dari lima tahun. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah bagimana membangun semua megaproyek itu di kawasan Macau yang begitu kecil? Jawabannya reklamasi lahan.

Macau Fisherman's Wharf

Dibangun di atas air

Proyek perluasan tempat wisata di atas air

Sama seperti Singapore yang 'membuat' Sentosa Island dengan kiriman pasir dari Indonesia, Macau juga membuat beberapa pulau baru untuk memperluas wilayah mereka (ngga tau pake pasir dari negara mana). Landasan airport Macau pun bahkan hasil dari reklamasi lahan, begitu juga dengan The Venetian dan Macau Fisherman's Wharf (taman tematik Macau). Dalam perjalanan dari bandara menuju pusat Macau pun terlihat beberapa proyek reklamasi lahan yang sedang berjalan. 

Ah, saya jadi ngenes ngeliatnya. Indonesia punya ribuan pulau yang belum dikelola dan dikembangkan dengan baik sedangkan negara kecil seperti Macau dan Singapura berlomba-lomba memperluas lahan mereka guna memaksimalkan potensi wisata yang mereka miliki. Duh, kalau seperti ini terus kapan pariwisata Indonesia bisa maju ya.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Si 'Kecil' Macau

  • Bandara, Pesawat, dan Cinta PapaBandara Soekarno Hatta awal 2010Banyak orang memulai pengalaman pertama mereka menggunakan pesawat saat masih kecil. Saya ingat, banyak teman SD bercerita pengalaman mud ...
  • It Doesn’t Feel Right.....“Suka banget sih megang punggung baju gue. Nanti baju gue robek dan lo malah jatuh. Sini, pegang tangan gue aja.” Teddy berkata tegas tanpa bisa ditawar dan mengulu ...
  • Travel Talk with @BackpackSeruTime: 13 Mei 2012Organizer: @BackpackSeruPlace: @warkopnusantaraTerimakasih @BackpackSeru yang udah ngajak saya menjadi salah satu pembicara di Travel Talk with @Backpac ...
  • Balada Es KrimProlog. Mengingat-ingat sejenak... Kapan ya terakhir kali saya meng-update blog ini, sudah lama sekali rasanya. Kapan terakhir kali saya blogwalking ke blog teman-t ...
  • We’re Young and Wild and Free.....“Selagi sibuk memperhatikan kerumunan ada seorang bule nyolek-nyolek tangan gue, ‘Sorry, did you see two drunk guy crossing this street?’ Dia terlihat pan ...