Hm, kalau ditanya buku apa yang pertama kali memperkenalkan (plus meracuni) saya kepada dunia traveling jawabannya pasti The Naked Traveler (TNT). Trinity membuka mata dan wawasan saya akan dunia traveling, membuat saya iri dan ikut gatal ingin merasakan pengalaman jalan-jalan dengan low budget, dan yang paling penting membawa saya kepada pengalaman traveling yang rasanya seperti candu; nagih dan selalu ingin mengulanginya lagi.
Kebanyakan buku traveling seperti Lonely Planet atau DK hanya menjelaskan tentang negara, kota, atraksi wisata, akomodasi, transportasi dan berbagai tips berguna yang dapat diterapkan. Tentu ditambah jepretan foto profesional agar pembaca tambah mupeng untuk mengunjungi negara yang di-review. Iya sih, mupeng udah pasti. Tapi kebanyakan informasi tersebut hanya berguna saat melakukan perencanaan perjalanan dan saat perjalanan dilakukan (dengan catatan niat bawa Lonely Planet yang lumayan tebel dan rela bolak-balik baca halamannya saat ada di negara destinasi). Berbeda dengan Trinity, lewat TNT dia bercerita pengalaman dan pelajaran yang diambil dari kegiatan traveling. Trinity mengenalkan masyarakat Indonesia seni dari traveling dan meracuni pembacanya untuk mengikuti jejaknya.
'It's not about the destination, it's about the journey' salah satu quotes yang Trinity gunakan di TNT2. Mau travel kemana pun, dalam atau luar negeri, bukan negara tujuannya yang menjadi topik utama tapi pengalaman dan pelajaran yang diambil dari perjalanan tersebut. Banyak pelajaran yang saya ambil dari TNT, bukan hanya sekedar tips dan trik selama travel atau cerita konyol khas Trinity yang kocak abis, tapi TNT juga mengajarkan saya untuk selalu memaknai setiap perjalanan yang dilakukan. Jalan-jalan bukan sekedar ajang pamer (eh, gue baru dari Eropa nih) atau untuk berfoto narsis di luar negeri. Tetapi jalan-jalan dapat memberikan banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang tidak akan didapatkan dari sekolah formal.
Setelah kesuksesan dua buku sebelumnya, hari Sabtu 7 Mei 2011 kemarin akhirnya Trinity meluncurkan TNT3. Padatnya Level One Grand Indonesia sebagai venue acara cukup memperlihatkan besarnya animo pembaca terhadap seri terbaru dari buku The Naked Traveler. Di acara launching ini pengunjung bisa mendapatkan buku TNT3 yang belum beredar di toko buku mana pun dengan diskon 10% plus tanda tangan dari Trinity. Buku TNT3 baru akan beredar minggu depan di toko buku Jabodetabek dan secara bertahap di minggu selanjutnya ke berbagai daerah di Indonesia.
The Naked Traveler 3 in orange
Ki-Ka: Riyani Djangkaru (MC), Trinity (TNT author), Salman Faridi (Bentang CEO).
Untuk saya dan pengunjung lain yang sering mengikuti cerita Trinity lewat buku sebelumnya maupun blog www.naked-traveler.com pasti sudah tidak asing dengan gaya Trinity yang 'urat malunya sudah putus'. Berbeda dengan beberapa teman yang baru kenal Trinity lewat acara ini, mereka super salut dan super kagum dengan segala pengalaman dan kenekatan Trinity selama traveling. Hanya dengan beberapa potongan cerita yang sempat terlintas lewat sesi tanya jawab mereka langsung berminat untuk membaca TNT dan berkenalan lebih jauh dengan sosok Trinity.
In this pict: Saya dan Nenes udah kena virusnya Trinity, yang dua lagi segera menyusul
Acara bagi-bagi hadiah dalam acara seperti ini sih hukumnya wajib. Untuk pembaca TNT yang pernah mendatangi acara launching buku sebelumnya pasti familiar dengan pertanyaan favorit Trinity saat akan membagikan hadiah. 'Berapa berat badan saya?' tanya Trinity. Sontak seluruh pengunjung berebut menyebutkan angka. Sssttt... rata-rata menebak di kisaran angka di atas 75 kg. Riyani Djangkaru yang menjadi MC cuma geleng-geleng kepala dan super heran, 'Kayaknya nggak ada penulis lain yang ngejadiin berat badan sebagai bahan pertanyaan'. Setelahnya muncul ide iseng Riyani untuk pertanyaan selanjutnya, 'Berapa ukuran beha Trinity?'.
Super salut sama mereka yang niat bawa buku-buku Trinity yang lain untuk ditandatangani.
Trinity diserbu
Butuh perjuangan untuk dapet tanda tangan Trinity
Yah, saya memang termasuk golongan orang yang terlambat teracuni virus traveling. Saya tidak pernah bergabung dalam komunitas traveling, baru mulai jalan-jalan setelah punya penghasilan sendiri, bahkan baru tahu dunia backpacking dari buku The Naked Traveler. Tapi rasanya sah-sah saja untuk memulai kegiatan menyenangkan bernama traveling ini di umur berapapun. Try once and you would never stop.
Sedikit curcol, jam terbang saya di dunia jalan-jalan tuh masih minim banget. Seringkali saya mendadak jadi orang yang pendiam saat berkumpul dengan sesama traveler dalam suatu kegiatan. Yeah, pengalaman mereka di 'jalan' jauh lebih banyak dibanding saya yang masih newbie ini. Kecil hati, sakit hati, dan merasa jadi orang paling malang di dunia. Bagusnya hal ini memacu saya untuk terus menabung dan menyusun berbagai rencana jalan-jalan untuk diwujudkan. Ah, semoga Tuhan masih berbaik hati memberikan umur panjang dan rejeki berlimpah agar saya punya banyak kesempatan untuk menjalani passion bernama jalan-jalan ini *bilang Amin kenceng-kenceng*.