Jangan harap Anda akan melihat peran cemerlang Sandra Bullock sebagai Tuohy dalam The Blind Side yang berhasil mengantarkan dia meraih Oscar pertamanya, jangan juga berpikir Anda dapat tertawa puas melihat akting Sandra seperti dalam film The Proposal, karena Anda hanya akan mengerutkan kening saat menonton perannya di film All About Steve.
Sandra Bullock memang artis spesialis film komedi romantis. Dia seringkali tampil sebagai perempuan single yang harus terlibat permasalahan dengan seorang lelaki dan kelak lelaki ini akan menjadi pasangannya. Tidak jauh berbeda dalam All About Steve dimana Sandra berperan sebagai Mary Horowitz, seorang perempuan single yang bekerja sebagai pembuat teka-teki silang untuk koran setempat.
Mary tidak memiliki banyak penghasilan dari pekerjaan ini sehingga dia tetap tinggal bersama orang tuanya. Karena Mary tidak memiliki teman bergaul, maka orang tua Mary berinisiatif untuk mengadakan kencan buta untuk anak perempuan mereka. Seperti bisa ditebak lewat judul film ini, yang beruntung menjadi pasangan Mary dalam kencan buta tersebut adalah Steve Mueller (Bradley Cooper). Mary yang jarang berkencan dengan lelaki setampan Steve tentu langsung jatuh cinta, sebaliknya Steve menganggap Mary sebagai perempuan yang aneh dan berusaha menghidar darinya. Konflik terjadi saat Mary memutuskan untuk mengejar-ngejar Steve kemana pun lelaki itu pergi.
Sandra Bullock selalu mampu menjiwai peran-perannya sehingga dia dapat menjelma menjadi Annie Porter yang berani namun panikan dalam film Speed (1994), menjadi seorang Lucy yang serba salah untuk menentukan orang yang benar-benar dia cintai dalam While You Were Sleeping (1995), dan siapa yang bisa melupakan peran Sandra sebagai Gracie Hart di Miss Congeniality (2000) yang berhasil melejitkan namanya. Maka siap-siaplah Anda kecewa dan hilang rasa terhadap Sandra saat melihat perannya dalam All About Steve. Untuk mewujudkan tokoh Mary Horowitz, Sandra tampil dengan rambut pirang (yang sangat tidak cocok dengan dirinya), terlalu kurus, terlalu banyak bicara, dan terlalu polos mengartikan sebuah hubungan antara laki-laki dan perempuan. Sepertinya Sandra terlalu sukses memerankan tokoh Mary sehingga secara tidak langsung citra Sandra yang sebenarnya tertutupi oleh tokoh Mary.
Bagi saya, kegagalan utama All About Steve terletak pada cerita dan plot yang tidak cukup kuat sehingga seluruh jalinan cerita terasa terlalu dipaksakan. Tokoh Mary Horowitz yang seharusnya tampil sebagai perempuan posesif malah terlihat sebagai perempuan yang aneh. Hal ini juga yang membuat Sandra Bullock dianugrahi Razzie Award untuk kategori aktris terburuk. Sandra sendiri santai saja menanggapi hal tersebut, baginya membuat film bukan hanya untuk mendapatkan uang. Saya jadi berpikir ulang, apa yang menyebabkan Sandra nekat mengambil peran yang ujungnya malah menjatuhkan namanya sendiri. Aktris lain belum tentu mau mempertaruhkan namanya untuk film yang sudah pasti tidak laku di pasaran.
What is normal? Mungkin inilah premis dari film All About Steve. Ketika Mary terus-terusan mengejar Steve yang sedang meliput sebuah tambang yang longsor, tanpa disengaja dia jatuh ke dalam lubang tambang yang longsor. Media kemudian menelusuri asal-usul Mary dan menyimpulkan bahwa Mary depresi dan hendak bunuh diri. Mengapa? Karena pekerjaan Mary tidak dapat menunjang kebutuhan hidupnya dan fakta bahwa sampai saat ini Mary masih tinggal bersama orang tuanya. Bukan sebuah kondisi yang 'normal' bagi masyarakat barat. Kesimpulan ini dibantah orang tua Mary dan Steve sendiri. Mary hanya melakukan hal yang dia cintai; bekerja sebagai pembuat teka-teki silang merupakan kesukaan Mary. Sebenarnya Mary adalah wanita baik, hanya saja dia terlalu pintar sehingga membuatnya terlihat berbeda dengan wanita kebanyakan.
What is normal? Setiap orang dilahirkan unik dan berbeda-beda, setiap manusia memiliki pilihan hidup dan cara berpikir yang berbeda, tetapi masyarakat menetapkan norma dan aturan tidak baku yang harus dituruti agar mereka terlihat sama. Derajat kenormalan seseorang ditentukan oleh masyarakat, lingkungan sekitar, dan aturan tidak tertulis. Sedikit saja seseorang melanggar aturan normal ini, maka dia akan di cap aneh dan berbeda. Tidak banyak orang yang memilih untuk melawan arus kenormalan, mereka lebih memilih untuk berjalan sesuai dengan arus yang ada.
What is normal? Salahkah jika saya tampil sebagai diri sendiri, tanpa topeng yang melekat di wajah, untuk menunjukkan ke semua orang inilah saya yang sebenarnya. Saya yang ceplas-ceplos dan mengungkapkan pikiran jujur apa adanya, bukannya diam dan bersikap nerimo. Saya yang lebih sering tertawa lepas, bukan hanya senyum malu-malu untuk menunjukkan kegembiraan yang sebenarnya. Saya yang sering sinis terhadap lingkungan karena merasa mereka terlalu kolot. Salahkah jika saya tidak tampil seperti perempuan 'manis' kebanyakan?
Mungkin ini juga alasan Sandra Bullock memilih peran Mary. Tidak semua artis sekaliber Sandra berani mengambil peran aneh ini, tetapi Sandra berani untuk menunjukkan tidak apa menjadi berbeda dari orang lain lewat lakon Mary. Justru dengan menjadi diri sendiri, Mary bisa mengetahui dan menemukan kebahagiaan yang sebenarnya, bukan sekedar kebahagian yang semu dan palsu. Esensi dari kehidupan manusia adalah untuk hidup bahagia, apapun pilihan mereka. Dan tidak ada yang salah dari pilihan hidup seseorang, walaupun terkadang pilihan itu melenceng dari kaidah normal masyarakat.
Jadi, beranikah kita untuk menjadi 'tidak normal'?